“I believe in love at first sight, because I love my mom since I opened my eyes.”– Anonim
Quote
di atas merupakan salah satu quote yang paling aku ingat. Memang benar, cinta
pertama kita adalah ibu kita sendiri. Ia adalah wanita yang pertama kali
memberikan cinta dan kasih sayang yang paling tulus. Maka dari itu, sudah
seharusnya kita membalas cinta dan kasih sayangnya selama ini dengan memberikan
sesuatu yang terbaik yang dapat membuatnya bahagia. Seperti halnya Viska—sahabatku
dari Mataram.
Empat
hari yang lalu, tepatnya hari Sabtu, ia mengeluhkan bahwa puasanya di hari itu
terpaksa harus ia batalkan. Sebab, sejak seminggu yang lalu ibunya kerap kali kesulitan
untuk tidur sehingga terpaksa begadang hingga dini hari.
Pada
Jumat malam, minggu lalu, lagi-lagi ibunya didera insomnia sehingga harus tidur
sekitar pukul satu dini hari. Tentu saja hal itu berdampak bagi keluarganya.
Keluarga kecil dengan anggota tiga orang tersebut—Viska, ayahnya, dan ibunya—terpaksa
melewatkan jam makan sahur lantaran si ibu yang terlambat bangun, padahal
biasanya sang ibu lah yang membangunkan mereka untuk sahur sekaligus yang
menyiapkan hidangannya.
Viska
yang pada Jumat malam tak memakan apapun selain hidangan buka puasa, terpaksa
membatalkan puasanya pada Sabtu siang lantaran perutnya yang hanya diisi
santapan buka puasa itu tak mampu menahan rasa lapar yang melanda.
Tak
ingin kejadian serupa terulang kembali, Viska berinisiatif untuk menyalakan
alarm pada Sabtu malam agar tidak melewati jam makan sahur untuk kedua kalinya.
Benar saja, di hari itu Viska lebih dulu bangun daripada ibunya. Tak berniat
membangunkan ibu dan ayahnya sepagi itu, ia mempersiapkan hidangan sahur
sederhana; mie kuah, telur dadar, dan sambal beberoq khas Lombok. Setelah
semuanya siap, barulah ia membangunkan sang ibu dan ayah.
Hari
itu juga, pada sore harinya, Viska mendapat jawaban atas permasalahan ibunya
yang akhir-akhir ini kesulitan untuk tidur. Ternyata, sang ibu dilanda stress ringan
lantaran bisnis pakaiannya merosot setelah tertipu oleh agen penjual busana
muslim di instagram beberapa minggu lalu.
Malam
harinya sekitar pukul delapan, barulah Viska kembali mengirimiku pesan melalui
BBM mengenai sang ibu. Mengetahui kejadian tersebut, tentu saja aku sebagai
teman ingin membantu. Tiba-tiba aku mengingat pelajaran biologiku dulu saat
duduk di kelas Sembilan SMP. Alhasil sebuah ide yang kuanggap ‘cemerlang’
melesat ke otakku.
Keju!
Yap Keju!
Sekotak Keju Kraft yang kukirimi kepada Viska |
Sekitar
dua tahun lalu, saat masih duduk di bangku kelas Sembilan SMP. Guruku pernah
berpesan untuk mengonsumsi keju atau makanan yang mengandung keju—bukan snack—pada
saat mendekati Ujian Nasional. Karena selain rasanya yang enak dan gurih, keju
juga menyimpan banyak kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Diantaranya
mengandung tryptophan, sejenis asam amino yang mampu meredakan stress dan
membantu tidur agar pulas. Seperti yang kita ketahui, kadang Ujian Nasional
dapat membuat stress dan tidur kurang nyenyak bagi sebagian pelajar, termasuk
aku.
Berdasarkan
pengalamanku itu, aku berpikir bahwa mungkin keju lah yang dibutuhkan oleh
ibunya Viska. Mengingat di kulkas ada sekotak Keju Kraft Cheddar yang kubeli
Senin malam—minggu lalu—untuk memenuhi syarat mengikuti Kelas Training Blogger Indscript bersama Keju Kraft. Senin pagi tanpa sepengetahuan Viska, aku pergi
ke Kantor POS untuk mengirim sekotak Keju Kraft tersebut yang sebelumnya telah kuletakkan
ke dalam sebuah kotak dan melapisi kotak tersebut dengan kertas kado. Memang
hanya sekotak keju yang kukirimkan untuk Viska. Namun aku yakin, dengan sekotak
Keju Kraft itu ditambah rasa cinta dan kasih sayang yang miliki Viska untuk
ibunya, ia dapat menyulapnya menjadi sebuah hadiah sekaligus obat yang mujarab
untuk ibunya.
Sore
harinya, sampailah sekotak Keju Kraft tersebut ke rumah Viska. Tentu saja ia
bertanya-tanya mengapa aku megiriminya sekotak keju. Setelah menjelaskan, tanpa
kuduga sebelumnya, Viska memberi respon yang sangat positif. Menurutnya ideku
untuk mengolah keju menjadi sebuah kue ataupun jenis makanan lainnya itu sangat
cemerlang, mengingat sang ibu sangat menyukai keju. Pada hari itu juga,
disulaplah sekotak Keju Kraft tersebut menjadi camilan yang kuyakini enak dan
gurih ala Viska.
Butuh
waktu sekitar tiga jam bagi Viska untuk menyelesaikan proses membuat camilan
tersebut, mulai pukul lima sore hinga sekitar pukul delapan malam. Namun tentu
saja waktu yang tiga jam tersebut dibarengi dengan selingan waktu berbuka dan
lain sebagainya.
Tak
ingin merasakan sendiri kelezatan camilan yang dilengkapi Keju Kraft tersebut,
keesokan paginya Viska mengirimiku camilan tersebut.
Pada
Selasa sore sekitar pukul 17.30, sampailah sekotak camilan itu ke tanganku. Dan
barulah kuketahui camilan yang baru pertama kali kucicipi tersebut bernama “Nachos”,
makanan khas meksiko yang terdiri dari Kripik Tortilla yang dimakan dengan
dibaluti keju cair. Sayang, sesampainya di rumahku, kejunya sudah memadat. Namun
aku tak mempermasalahkannya, sebab selama menggunakan Keju Kraft rasanya akan
tetap enak dan gurih.
Nachos buatan Viska |
Ternyata
sekotak keju yang kukirimi tersebut berhasil disulap oleh Viska menjadi sebuah
bukti cintanya kepada sang ibu.
Tak
mau kalah dengan Viska dalam hal menabur kebahagiaan untuk ibu dengan sekotak
Keju Kraft, akupun berencana membuat satu hidangan berbahan keju untuk ibuku.
Mengingat keju mengandung banyak mineral sangat baik untuk melindungi gigi dari
kerusakan, aku berharap dengan mengonsumsi Keju Kraft, gigi ibuku yang
sudah mulai keropos dapat terlindungi. Maka, ibuku akan terus dapat merasakan
masakanku tanpa takut dengan masalah giginya.
Inilah
yang dinamakan, “The
power of love and cheese.”
Bahagianya seorang anak bisa melihat ibunya bisa sembuh ya Mbak.
BalasHapusSalam kenal.
Sukses ya. Postingannya bagus banget. Pantas jadi pemenang nih!
Salam kenal juga ya Mbak :)
HapusIya mbak, saya sebagai teman pun merasa iri dengan Viska sebab saya blm pernah membuat hidangan spesial untuk ibu saya.
Terima kasih mbak, postingan Mbak Ika pun tdk kalah bagus, sangat menyentuh :)
baru tahu manfaat keju untuk mengurangi stress :D
BalasHapusIya mbak, guru biologi saya saat SMP bilang begitu :)
Hapusnachos-nya bikin ngiler :)
BalasHapusBanget Mbak... Enak bgt nachosnya, apalagi pakai keju kraft :)
Hapus