Kamis, 01 September 2016

Perkembangan Teknologi Vs Perkembangan Kedewasaan Anak Sebelum Waktunya




Tidak akan pernah ada habisnya jika sudah membicarakan mengenai perkembangan teknologi. Karena sejatinya perkembangan teknologi saat sekarang ini akan terus berkembang pesat seiring berjalannya waktu.

Perkembangan teknologi yang terus berkembang ini memberikan banyak sekali dampak positif bagi manusia, salah satunya dapat meringankan pekerjaan manusia.

Namun, kita tak boleh hanya berdiam diri menikmati sisi positifnya. Karena tak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi saat ini banyak membuat anak-anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Atau kasarnya bisa disebut 'karbitan'.


Dewasa ini, anak-anak berusia di bawah 13 belas tahun oleh karena kecanggihan teknologi bisa bertransformasi layaknya orang dewasa berusia di atas 20 tahun yang sudah mengenal betul apa itu 'cinta kepada lawan jenis'.

Anak-anak SD sudah mulai mengenal namanya 'cinta pada lawan jenis' oleh karena perkembangan teknologi dalam bidang komunikasi seperti smartphone yang memudahkan mereka untuk tetap terhubung dalam jarak jauh.

Aku pernah menjumpai sepasang anak SD yang masih berseragam sekolah, bermesra-mesraan di sebuah warung makan, seolah tak memerdulikan sekelilingnya. Kalau kata pujangga, "bagaikan dunia milik berdua."

Belum cukup sampai disitu, aku merasakan betul dampak negatif perkembangan teknologi ini dalam diri keponakanku sendiri yang berusia 13 tahun. Setelah mengenal yang namanya "smartphone" ia mulai bertransformasi sebagai seorang anak laki-laki yang 'kurasa' 10 tahun lebih tua dari usianya saat ini.

Iya mulai mengenal rasanya jatuh cinta dan patah hati. Ia juga mulai akrab dengan taman di daerah sana. Dan juga berkurangnya intensitas kebersamaan bersama keluar setiap malam minggu tiba.

Belum cukup sampai disitu, sejak ia ikut tergerus dalam perkembangan teknologi, ia mulai mengartikan bahwa hidup jomblo/single tanpa pacar itu ada sesuatu yang paling memalukan di dunia.

Sejak saat itu aku menyimpulkan bahwa anak-anak zaman sekarang terlalu cepat dewasa sebelum waktunya. 'Mereka' bagaikan sebuah mangga muda yang masih sangat kecut kemudian dipaksa untuk matang alias karbitan. Hasilnya, tentu saja mangga keriput yang tak enak di makan.

Jadi, kamu lebih memilih menjadi mangga yang seperti apa? :D 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar